Senja, Hujan dan Kopi





 

Kapan saja
ketika senja tak lagi berairmata
hujan hanya bisa bersedekah luka
dan secangkir kopi cuma inspirasi basi
aku akan mengajakmu menari di lantai penuh onak duri
agar kau mengerti
senja, hujan dan kopi
memang sangat begitu berarti

Suatu waktu
saat senja ternyata utusan pilu
hujan tak lebih dari suara musik yang ngilu
dan segelas kopi hanya panas dan hitam tanpa madu
aku ingin membawamu ke pentas pertunjukan
tempat senja, hujan dan kopi menjadi pemeran
melakonkan segmen drama kehidupan
tanpa sedikitpun kepura-puraan

Di suatu hari
ketika senja hanya menjadi pemakaman hati
hujan sekedar ulah langit yang sedang meritualkan tradisi
dan secawan kopi ternyata cuma untuk melewatkan pagi
aku hendak meminang mata, telinga, dan jiwamu
untuk memenuhi undangan senja yang datang bertamu
sembari menikmati hujan memainkan Fur Elise agar kau terhibur
dan irama adukan kopi akan mengajakmu bertafakur

Niscaya kau tak akan berani lagi
menganggap senja, hujan dan kopi
hanya sebagai kebosanan
atau gelimang dosa tujuh turunan

Bogor, 2 Januari 2018
karya: Mim Yudiarto

Komentar

Postingan Populer