Senja, Hujan dan Kopi
Kapan saja ketika senja tak lagi berairmata hujan hanya bisa bersedekah luka dan secangkir kopi cuma inspirasi basi aku akan mengajakmu menari di lantai penuh onak duri agar kau mengerti senja, hujan dan kopi memang sangat begitu berarti Suatu waktu saat senja ternyata utusan pilu hujan tak lebih dari suara musik yang ngilu dan segelas kopi hanya panas dan hitam tanpa madu aku ingin membawamu ke pentas pertunjukan tempat senja, hujan dan kopi menjadi pemeran melakonkan segmen drama kehidupan tanpa sedikitpun kepura-puraan Di suatu hari ketika senja hanya menjadi pemakaman hati hujan sekedar ulah langit yang sedang meritualkan tradisi dan secawan kopi ternyata cuma untuk melewatkan pagi aku hendak meminang mata, telinga, dan jiwamu untuk memenuhi undangan senja yang datang bertamu sembari menikmati hujan memainkan Fur Elise agar kau terhibur dan irama adukan kopi akan mengajakmu bertafakur Niscaya kau tak akan berani lagi menganggap senja, huja